Usia antara 2 – 5 tahun adalah usia yang sangat ideal untuk
memulai menangani autisme. Salah satu bentuk penanganan
terhadap autis adalah terapi musik yang kini banyak dipakai
untuk anak – anak autis dan mereka yang memiliki kesulitan
belajar. Spesialis musik terapi, Robbin Nordoff dalam
majalah Holmes mengklaim bahwa anak autis, energinya akan
meningkat ketika diperdengarkan musik tertentu.
Hal senada dituturkan oleh seorang psikolog, Alfa Handayani dalam majalah Hidayat “Musik mampu meningkatkan pertumbuhan otak anak karena musik itu sendiri merangsang pertumbuhan sel otak. Musik bisa membuat kita rileks dan senang hati, yang merupakan emosi positif. Emosi positif inilah membuat fungsi berfikir seseorang menjadi maksimal”.
Jika
anak autis diberi terapi musik sejak dini, maka
kecerdasan emosional dan intelegensinya berkembang lebih
baik dibandingkan dengan anak autis yang tidak mendapatkan
terapi musik.
Mengenal Tanda-Tanda
Autis
Beberapa tanda autis
sebenarnya bisa dideteksi mulai dari bayi lahir hingga
anak berumur lima tahunan. Deteksi dini bisa mengurangi
beban mental dan mempercepat penanganan maupun
penyembuhan anak autis. Autis terjadi pada 1 dari 700
orang dan lebih banyak terjadi pada laki-laki. Gejala
autis biasanya sudah bisa terlihat sejak umur 18 bulan
hingga 3 tahun. Beberapa tanda autis juga bisa diketahui
sejak bayi.
Anak autis memiliki perkembangan yang berbeda dengan anak pada umumnya dan menghasilkan sikap introvert (tertutup), tidak mau berinteraksi dengan lingkungan, emosi tidak stabil dan mungkin menjengkelkan bagi sebagian orangtua karena sikapnya yang seakan-akan tidak menurut. Berikut ini beberapa gejala autis yang bisa dideteksi mulai dari bayi hingga tahun kelima pertumbuhan anak:
Baru Lahir
Anak autis memiliki perkembangan yang berbeda dengan anak pada umumnya dan menghasilkan sikap introvert (tertutup), tidak mau berinteraksi dengan lingkungan, emosi tidak stabil dan mungkin menjengkelkan bagi sebagian orangtua karena sikapnya yang seakan-akan tidak menurut. Berikut ini beberapa gejala autis yang bisa dideteksi mulai dari bayi hingga tahun kelima pertumbuhan anak:
Baru Lahir
Sejak bayi, anak autis
biasanya tidak bisa merasakan atau merespons kehadiran
orangtuanya. Ia tidak akan tertarik untuk melakukan
kontak mata dan cenderung tertarik dengan objek yang
bergerak. Bayi autis juga lebih banyak diam dan tidak
menangis selama berjam-jam.
Tahun Pertama
Tahun Pertama
Ada sejumlah kemampuan utama yang umumnya dicapai anak
dalam usia setahun antara lain berdiri dengan bantuan
orangtua, merangkak, mengucapkan sebuah kata sederhana,
menggerakkan tangan, tepuk tangan atau gerak sederhana
lainnya. Jika anak tidak dapat melakukan kemampuan ini,
tidak berarti itu gejala autisme. Ia dapat saja mencapai
kemampuan itu nanti. Namun tak ada salahnya untuk
waspada dan segera periksakan jika anak tak mencapai
satu pun kemampuan umum diatas.
Tahun Kedua
Gejala autisme terlihat lebih jelas jika anak tidak tertarik pada ibunya atau orang lain, jarang menatap atau tidak terjadi kontak mata, tidak menunjuk atau melihat pada objek yang diinginkan, tak dapat mengucapkan dua patah kata, kehilangan kata-kata yang sebelumnya ia kuasai, mengulang-ulang gerakan seperti menggoyangkan tangan atau mengayunkan tubuh ke depan-belakang, tidak suka bermain, sering berjalan berjinjit.
Tahun Ketiga-Kelima
Gejala autisme setelah tahun kedua, semua yang terjadi pada tahun sebelumnya di atas dengan tambahan terobsesi oleh suatu objek tertentu seperti mainan atau game, sangat tertarik dengan suatu rutinitas, susunan atau keteraturan benda, sangat marah jika keteraturan atau susunan benda terganggu, sensitif terhadap suara keras yang sebenarnya tidak mengganggu anak lainnya dan sensitif terhadap sentuhan orang lain seperti tak suka dipeluk.
Apabila Anda ragu-ragu, apakah anak Anda termasuk autis atau bukan, ada baiknya Anda berkonsultasi kepada dokter spesialis anak, psikolog atau Neurotherapist yang kompeten. Yang paling penting, apabila anak Anda ternyata mengalami gangguan autisme, jangan lekas merasa bersalah dengan menyalahkan diri sendiri karena tidak menjaga kandungan dengan baik selama kehamilan. Perlu diingat, lahirnya anak autis bukan kesalahan ibunya. Bahkan hingga kini penyebab autis masih belum dapat dipastikan.
Sebagai orang tua, usahakan tetap memberikan cinta dan kasih sayang layaknya pada anak normal. Anak autis hanyalah anak yang punya kondisi otak berbeda dengan anak lainnya. Sadari pula bahwa anak autis adalah anak spesial karena memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak umumnya, oleh karena itu penanganannya pun harus spesial. Dan perlu Anda ketahui bahwa autis bisa disembuhkan asal dirawat dengan terapi yang tepat, dengan kesabaran, ketelatenan dan penuh cinta dalam mengasuh anak autis.
Tahun Kedua
Gejala autisme terlihat lebih jelas jika anak tidak tertarik pada ibunya atau orang lain, jarang menatap atau tidak terjadi kontak mata, tidak menunjuk atau melihat pada objek yang diinginkan, tak dapat mengucapkan dua patah kata, kehilangan kata-kata yang sebelumnya ia kuasai, mengulang-ulang gerakan seperti menggoyangkan tangan atau mengayunkan tubuh ke depan-belakang, tidak suka bermain, sering berjalan berjinjit.
Tahun Ketiga-Kelima
Gejala autisme setelah tahun kedua, semua yang terjadi pada tahun sebelumnya di atas dengan tambahan terobsesi oleh suatu objek tertentu seperti mainan atau game, sangat tertarik dengan suatu rutinitas, susunan atau keteraturan benda, sangat marah jika keteraturan atau susunan benda terganggu, sensitif terhadap suara keras yang sebenarnya tidak mengganggu anak lainnya dan sensitif terhadap sentuhan orang lain seperti tak suka dipeluk.
Apabila Anda ragu-ragu, apakah anak Anda termasuk autis atau bukan, ada baiknya Anda berkonsultasi kepada dokter spesialis anak, psikolog atau Neurotherapist yang kompeten. Yang paling penting, apabila anak Anda ternyata mengalami gangguan autisme, jangan lekas merasa bersalah dengan menyalahkan diri sendiri karena tidak menjaga kandungan dengan baik selama kehamilan. Perlu diingat, lahirnya anak autis bukan kesalahan ibunya. Bahkan hingga kini penyebab autis masih belum dapat dipastikan.
Sebagai orang tua, usahakan tetap memberikan cinta dan kasih sayang layaknya pada anak normal. Anak autis hanyalah anak yang punya kondisi otak berbeda dengan anak lainnya. Sadari pula bahwa anak autis adalah anak spesial karena memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak umumnya, oleh karena itu penanganannya pun harus spesial. Dan perlu Anda ketahui bahwa autis bisa disembuhkan asal dirawat dengan terapi yang tepat, dengan kesabaran, ketelatenan dan penuh cinta dalam mengasuh anak autis.
Terapi Musik dan Stimulasi Gelombang Otak Untuk Anak
Autis
Salah satu terapi yang tepat
untuk membantu menangani anak autis adalah Terapi Musik
dan Stimulasi Gelombang Otak atau Brainwave Entrainment.
Terapi Musik dan Stimulasi Gelombang Otak dapat membantu
meningkatkan kepekaan fungsi kognitif, afektif dan
pisikomotor anak autis. Seperti halnya kegiatan terapi
yang lainnya, terapi musik dan stimulasi gelombang otak
harus diberikan secara berkesinambungan.
Terapi musik dan stimulasi gelombang otak biasanya dilaksanakan
oleh seorang Neurotherapist terlatih untuk pencapaian
hasil yang maksimal. Namun jika tidak ada Neurotherapist
di tempat Anda atau biaya untuk membayar Neurotherapist terlalu mahal bagi Anda, CD Terapi Musik
dari terapimusik.com
bisa menjadi solusinya. CD ini juga bisa menjadi pilihan
apabila si anak autis takut atau sama sekali tidak bisa
berinteraksi dengan orang luar, termasuk dengan
Neurotherapist. Dengan bantuan CD Terapi Musik, terapi
musik dan stimulasi gelombang otak dapat dilakukan di
rumah oleh siapa saja.
Terapi musik dan stimulasi gelombang otak, dapat diberikan pada
setiap anak autis, tanpa membedakan kondisinya. Akan
tetapi hasil yang diperoleh sangat beragam sesuai dengan
kondisi yang dialami anak. Selain itu terapi musik dan
terapi gelombang otak juga dapat membantu mengembangkan
bakat seorang anak autis, khususnya pada bidang seni.
Terapi musik secara umum adalah teknik terapi dengan
memperdengarkan berbagai macam bunyi kepada insan autis.
Bunyi/suara yang diperdengarkan tersebut dapat
merangsang perkembangan fungsi bahasa verbal/non verbal,
interaksi sosial, motorik mereka. Sedangkan stimulasi
gelombang otak memberikan rangsangan berupa gelombang
suara dengan frekuensi tertentu yang dibuat dinamis (berubah-ubah
frekuensinya) dalam jangka waktu tertentu untuk melatih
fleksibilitas anak autis.
CD Autism Therapy bermanfaat untuk membantu anak yang mengalami autisme
dan
Asperger’s syndrome. Lalu, apa
bedanya autism dan Asperger’s syndrome?
Asperger’s Syndrome
Asperger’s Syndrome
atau Sindrom Asperger (SA) merupakan suatu gejala
kelainan perkembangan syaraf otak yang namanya
diambil dari seorang dokter berkebangsaan Austria,
Hans Asperger, yang pada tahun 1944 menerbitkan
sebuah makalah yang menjelaskan mengenai pola
perilaku dari beberapa anak laki-laki memiliki
tingkat intelegensi dan perkembangan bahasa yang
normal, namun juga memperlihatkan perilaku yang
mirip autisme, serta mengalami kekurangan dalam
hubungan sosial dan kecakapan komunikasi. Walaupun
makalahnya itu telah dipublikasikan sejak tahun
1940-an, namun Sindrom Asperger baru dimasukkan ke
dalam katergori DSM IV pada tahun 1994 dan baru
beberapa tahun terakhir Sindrom Asperger tersebut
dikenal oleh para ahli dan orang tua.
Seseorang penyandang SA dapat memperlihatkan bermacam-macam karakter dan gangguan tersebut. Seseorang penyandang SA dapat memperlihatkan kekurangan dalam bersosialisasi, mengalami kesulitan jika terjadi perubahan, dan selalu melakukan hal-hal yang sama berulang ulang. Sering mereka terobsesi oleh rutinitas dan menyibukkan diri dengan sesuatu aktivitas yang menarik perhatian mereka. Mereka selalu mengalami kesulitan dalam membaca aba-aba (bahasa tubuh) dan seringkali seseorang penyandang SA mengalami kesulitan dalam menentukan dengan baik posisi badan dalam ruang (orientasi ruang dan bentuk).
Karena memiliki perasaan terlalu sensitif yang berlebihan terhadap suara, rasa, penciuman dan penglihatan, mereka lebih menyukai pakaian yang lembut, makanan tertentu dan merasa terganggu oleh suatu keributan atau penerangan lampu yang mana orang normal tidak dapat mendengar atau melihatnya. Penting untuk diperhatikan bahwa penyandang SA memandang dunia dengan cara yang berlainan. Sebab itu, banyak perilaku yang aneh dan luar biasa yang disebabkan oleh perbedaan neurobiologi tersebut, bukan karena sengaja berlaku kasar atau berlaku tidak sopan, dan yang lebih penting lagi, adalah bukan dikarenakan 'hasil didikan orang tua yang tidak benar'.
Menurut definisi, penyandang SA mempunyai IQ.normal dan banyak dari mereka (walaupun tidak semua) memperlihatkan pengecualian dalam keterampilan atau bakat di bidang tertentu. Karena mereka memiliki fungsionalitas tingkat tinggi serta bersifat naif, maka mereka dianggap eksentrik, aneh dan mudah dijadikan bahan untuk ejekan dan sering dipaksa temanya untuk berbuat sesuatu yang tidak senonoh. Walaupun perkembangan bahasa mereka kelihatannya normal, namun penyandang SA sering tidak pragmatis dan prosodi. Perbendaharaan kata-kata mereka kadang sangat kaya dan beberapa anak sering dianggap sebagai 'profesor kecil'. Namun mereka dapat menguasai literatur tapi sulit menggunakan bahasa dalam konteks sosial.
Sifat-sifat dalam belajar dan berperilaku pada murid penyandang Asperger antara lain:
Seseorang penyandang SA dapat memperlihatkan bermacam-macam karakter dan gangguan tersebut. Seseorang penyandang SA dapat memperlihatkan kekurangan dalam bersosialisasi, mengalami kesulitan jika terjadi perubahan, dan selalu melakukan hal-hal yang sama berulang ulang. Sering mereka terobsesi oleh rutinitas dan menyibukkan diri dengan sesuatu aktivitas yang menarik perhatian mereka. Mereka selalu mengalami kesulitan dalam membaca aba-aba (bahasa tubuh) dan seringkali seseorang penyandang SA mengalami kesulitan dalam menentukan dengan baik posisi badan dalam ruang (orientasi ruang dan bentuk).
Karena memiliki perasaan terlalu sensitif yang berlebihan terhadap suara, rasa, penciuman dan penglihatan, mereka lebih menyukai pakaian yang lembut, makanan tertentu dan merasa terganggu oleh suatu keributan atau penerangan lampu yang mana orang normal tidak dapat mendengar atau melihatnya. Penting untuk diperhatikan bahwa penyandang SA memandang dunia dengan cara yang berlainan. Sebab itu, banyak perilaku yang aneh dan luar biasa yang disebabkan oleh perbedaan neurobiologi tersebut, bukan karena sengaja berlaku kasar atau berlaku tidak sopan, dan yang lebih penting lagi, adalah bukan dikarenakan 'hasil didikan orang tua yang tidak benar'.
Menurut definisi, penyandang SA mempunyai IQ.normal dan banyak dari mereka (walaupun tidak semua) memperlihatkan pengecualian dalam keterampilan atau bakat di bidang tertentu. Karena mereka memiliki fungsionalitas tingkat tinggi serta bersifat naif, maka mereka dianggap eksentrik, aneh dan mudah dijadikan bahan untuk ejekan dan sering dipaksa temanya untuk berbuat sesuatu yang tidak senonoh. Walaupun perkembangan bahasa mereka kelihatannya normal, namun penyandang SA sering tidak pragmatis dan prosodi. Perbendaharaan kata-kata mereka kadang sangat kaya dan beberapa anak sering dianggap sebagai 'profesor kecil'. Namun mereka dapat menguasai literatur tapi sulit menggunakan bahasa dalam konteks sosial.
Sifat-sifat dalam belajar dan berperilaku pada murid penyandang Asperger antara lain:
-
Sindrom Asperger merupakan suatu sifat khusus yang ditandai dengan kelemahan kualitatif dalam berinteraksi sosial. Sesorang penyandang Sindrom Asperger (SA) dapat bergaul dengan orang lain, namun dia tidak mempunyai keahlian berkomunikasi dan mereka akan mendekati orang lain dengan cara yang ganjil (Klin & Volkmar, 1997). Mereka sering tidak mengerti akan kebiasaan sosial yang ada dan secara sosial akan tampak aneh, sulit ber-empati, dan salah menginterpretasikan gerakan-gerakan. Pengidap SA sulit dalam berlajar bersosialisasi serta memerlukan suatu instruksi yang jelas untuk dapat bersosialisasi.
-
Walaupun anak-anak penyandang SA biasanya berbicara lancar saat mencapai usia lima tahun, namun mereka sering mempunyai masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial ( pragmatik ) dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara /prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara) (Attwood, 1998). Murid penyandang SA bisa jadi memiliki perbendaharaan kata-kata yang lebih, dan sering tak henti-hentinya berbicara mengenai suatu subyek yang ia sukai. Topik pembicaraan sering dijelaskan secara sempit dan orang itu mengalami kesulitan untuk berpindah ke topik lain. Mereka dapat merasa sulit berbicara teratur. penyandang SA dapat memotong pembicaraan orang lain atau membicarakan ulang pembicaraan orang lain, atau memberikan komentar yang tidak relevan serta mengalami kesulitan dalam memulai dan mengakhiri suatu pembicaraan. Cara berbicaranya kurang bervariasi dalam hal tinggi rendahnya suara, tekanan dan irama, dan, bila murid tersebut telah mencapai usia lebih dewasa, cara berbicaranya sering terlalu formal. Kesulitan dalam berkomunikasi sosial dapat terlihat dari cara berdiri yang terlalu dekat dengan orang lain, memandang lama, postur tubuh yang tidak normal, dan tak dapat memahami gerakan-gerakan dan ekspresi wajah.
-
Murid penyandang SA memiliki kemampuan intelegensi normal sampai di atas rata-rata, dan terlihat berkemampuan tinggi. Kebanyakan dari mereka cakap dalam memperdalam ilmu pengetahuan dan sangat menguasai subyek yang mereka sukai pernah pelajari. Namun mereka lemah dalam hal pengertian dan pemikiran abstrak, juga dalam pengenalan sosial. Sebagai akibatnya, mereka mengalami kesulitan akademis, khususnya dalam kemampuan membaca dan mengerti apa yang dibaca, menyelesaikan masalah, kecakapan berorganisasi, pengembangan konsep, membuat kesimpulan dan menilai. Ditambah pula, mereka sering kesulitan untuk bersikap lebih fleksibel. Pemikiran mereka cenderung lebih kaku. Mereka juga sering kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, atau menerima kegagalan yang dialaminya, serta tidak siap belajar dari kesalahan-kesalahanya. (Attwood 1998).
-
Diperkirakan bahwa 50% - 90% dari penyandang SA mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya (Attwood 1998). Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah (locomotion), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
-
Seorang penyandang SA memiliki kesamaan sifat dengan penyandang autisme yaitu dalam menanggapi rangsangan sensori. Mereka bisa menjadi hiper sensitif terhadap beberapa rangsangan tertentu dan akan terikat pada suatu perilaku yang tidak biasa dalam memperoleh suatu rangsangan sensori yang khusus.
-
Seorang penyandang SA biasanya kelihatan seperti tidak memperhatikan lawan bicara, mudah terganggu konsentrasinya dan dapat / pernah dikategorikan sebagai penyandang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) sewaktu di-diagnosa dalam masa kehidupan mereka (Myles & Simpson, 1998).
-
Rasa takut yang berlebihan juga merupakan salah satu sifat yang dihubungkan dengan penyandang SA. Mereka akan sulit belajar menyesuaikan diri dengan tuntutan bersosialisasi di sekolah. Instruksi yang baik dan benar akan membantu meringankan tekanan-tekanan yang dialaminya.sumber :http://www.terapimusik.com/terapi_anak_autis.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar